-->

Halo November

No comments

Halo november..
Pada bulan itu.. bulan yang akan menjadi kisah yang selalu aku kenang, bulan yang menjadi awal pertemuan dan bulan yang merebut semua rasa bersalah ..
Lalu... Apakah aku merasa kalau aku sedang bercanda pada sang hati? Hati yang selalu aku tikam, hati yang selalu aku kunci agar tidak lagi mengenal penyesalan yang menyakitkan.

Ku raih semua masa lalu ku, dan ku genggam bersamaan dengan ambisi yang membawa ku melaju kearah yang berlawanan, arah yang akan menghapus semua kenangan, arah yang akan mengukir masa depan, atau mungkin juga arah yang akan mengulang segala penyesalan.

Tepat satu tahun yang lalu, di bulan ini, segala hal yang berkaitan dengan hati ku tutup rapat rapat menjadi tak terlihat.
Hati yang telah terluka membawaku ke arah dimana aku ingin menutup semua kebodohan yang pernah aku alami dan aku lakukan.
Menghapus semua rindu dan membuat nya menjadi lubang kebencian yang terus aku gali dengan dalam, agar aku tau dan aku sadar, betama bodoh nya aku telah terperangkap dalam lubang yang menyakitkan.
Ketika semua itu benar benar berakhir, aku hanya akan tertawa, dan menikmati keadaan yang kini telah berubah tanpa memiliki perasaan.

Aku terus tenggelam, tenggelam dalam lubang kebencian yang aku buat sendiri.
Sesekali aku ingin keluar, namun lubang ini sudah terlalu dalam, aku pun tertawa dan melanjutkan nya bersama denga air mata.
Aku... Benar benar kacau dengan segala keadaan ku saat itu.


Kini... Di tahun ini, di bulan yang sama, aku terjaga dari masa lalu ku yang mengikat ku, aku berlari menghindari semua hal yang membuat ku terbelenggu lagi ke dalam lubang itu.
Sesekali aku memukul wajahku, agar aku sadar, bahwa ini hanya lah sebuah reuni besar yang berujung menyakitkan, sebuah reuni hati yang di ikat oleh masa lalu, masa yang akan datang dan menemui ku kembali.

Namun.. bersamaan dengan mendung yang datang di bulan ini, hati yang selalu aku kunci, hati yang selalu aku tutup, perlahan terbuka bersama deras nya hujan yang mengalir saat ini.
Aku ragu, namun hati ku tak menghiraukan nya,
Aku takut, namun perasaan ku selalu menginginkan nya.
Dalam diam aku tertawa, dan kupikir aku sudah kehilangan akal sehat ku sekarang.

Dan.... Aku pun memberanikan diri, berharap mengubah rasa sakit ku menjadi kebahagiaan yang selama ini tertidur.
Tak banyak yang aku pikirkan,
Yang aku pikirkan untuk saat ini hanyalah membuat lembaran baru, lembaran yang akan selalu ku buat bersama mu.

Comments