-->

Ketika Luka ini Semakin Dalam

No comments






Tanpa ku sadari, aku telah berada pada titik kejenuhan dan kebimbangan yang semakin menjadi jadi,
Sudah aku bilang, jangan lah sekali kali membuat rindu, karena aku tidak mau lagi hancur karena itu.

Aku telah menjalani pahit manisnya hidup, kebanyakan pahit yang ku alami, bahkan sampai sekarang aku belum menemukan manis yang benar benar manis yang aku rasakan.
Sebuah perjalanan panjang yang mungkin terlihat bodoh namun juga sedikit keren jika di bandingkan kisah seorang yang sedang membaca kisah ini.

Perjalanan bodoh yang mungkin sia sia aku jalani, bukan berarti aku bodoh, hanya saja mungkin nasib ku yang sangat bodoh atau juga takdir ku yang bodoh, aku selalu berfikir dan bertanya tanya sampai saat ini, "kenapa aku yang selalu kalah? Kenapa aku yang selalu gagal?"
Aku selalu mengeluh dan bertanya tanya, namun itu semua hanya membuat aku semaki terlihat bodoh.

Salah satu perjalanan kisah ku yang sangat membekas adalah saat saat aku bertemu dengan kamu, kamu yang telah mengubah warna hidup ku. Ya, itu adalah perjalan kisah ku yang sangat sangat sulit untuk aku lupakan sampai sekarang, kisah yang sederhana bagi kamu, namun bagi ku itu sangat sangat luar biasa bagi aku, kisah yang selalu membekas dalam ingatan aku.

Jika di bandingkan dengan kisah mu yang sekarang, mungkin tidak ada apa apa nya, namun bagi aku, hanya ini kisah ku yang sangat membekas dan sulit untuk aku lupakan,
Setelah kamu pergi pun, aku selalu menganggap bahwa ini hanyalah ilusi, ini hanya mimpi, aku masih belum terbangun, bodoh memang, namun inilah yang aku rasakan.

Perlahan , rasa sakit ini terus saja membesar, sangat sangat besar, bahkan aku sudah tidak sanggup lagi untuk berpikir hal hal baik,
Terkadang aku benci, dan terkadang aku pun rindu. Perasaan yang sangat sangat tidak enak, rasanya aku ingin tertidur saja, aku benci kamu, tapi aku tidak sanggup membenci kamu, perasaan ini begitu dalam, sangat dalam sekali.

Hari demi hari ku lalui, aku hanya bisa berpura pura untuk tidak merasa sedih ataupun terlihat hancur ketika aku sedang berada di rumah, ataupun berada di depan teman teman ku.
Aku jalani sebisa aku, hidup normal seperti biasanya, datar dan lurus yang harus aku lalui.

Dan ketika aku sedang dalam fase menyembuhkan luka ini, dia datang, dia adalah orang yang sudah lama aku kenal,
Dia hadir seakan akan membawa obat yang telah di siapkan dalam genggaman nya, dan siap untuk menempelkan ke dalam luka luka yang aku rasakan.
Namun aku terlalu malas untuk menerima obat itu, aku tidak mau menjadi mainan. Aku bukan alat yang bisa di permain kan.

Luka yang masih aku rasakan sudah membuat aku menutup hati kepada siapa pun, karena aku tahu, ketika luka ini sembuh, luka yang baru akan muncul dan lebih pedih lagi.

Namun dia tetap saja muncul, dan seakan akan tidak menyerah.
"Apa maksud dari wanita ini?" Pikir ku dengan kesal karena wanita ini terus saja menggangguku,
Tapi dia membentangkan sayap nya, dia menaburkan obat obat yang mengubah rasa pedih ku perlahan hilang, dan ketika aku mengusirnya, membenci nya, hati kecil ku rasanya sangat berlawanan, diri ku yang lain seolah olah menerima nya, dan rasa simpati pun muncul dari puing puing pikiran ku yang sedang kacau.

Comments